PERSERIKATAN BANGSA BANGSA
PERSERIKATAN BANGSA BANGSA
Tag: wikipedia
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB,
bahasa
Inggris: United Nations, disingkat UN) adalah organisasi internasional
yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama
internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa
dan didirikan setelah Perang
Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat
didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota.
Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi
antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di
Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat.[2] Palestina
dan Vatikan
adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat
permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina
mempunyai kantor permanen di PBB)[3]
Markas
Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Manhattan, New
York City, dan memiliki hak ekstrateritorialitas.
Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi,
dan Wina.
Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir, dan sukarela dari
negara-negara anggotanya. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga perdamaian, dan
keamanan dunia, memajukan, dan mendorong penghormatan hak asasi manusia,
membina pembangunan ekonomi, dan sosial, melindungi lingkungan, dan menyediakan
bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik
bersenjata. PBB memiliki enam bahasa resmi, yaitu Arab, Tionghoa, Inggris, Perancis, Rusia,
dan Spanyol[4]
Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt
memulai pembicaraan mengenai badan penerus Liga Bangsa-Bangsa, dan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa disusun dalam sebuah
konferensi pada April-Juni 1945. Piagam ini mulai berlaku pada
24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai beroperasi. Sidang Umum yang pertama -
dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10
Januari 1946
(di Church
House, London).
Namun, misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk
dicapai akibat Perang
Dingin antara Amerika Serikat
dan Uni
Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer di Korea
dan Kongo,
serta menyetujui pendirian negara Israel
pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasi
pada tahun 1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program pembangunan
ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan
pemeliharaan perdamaian di berbagai belahan dunia dengan hasil yang
berbeda-beda.
PBB terdiri dari enam organ utama:[5] Majelis Umum
(dewan musyawarah utama);[6] Dewan Keamanan
(dewan yang membuat beberapa resolusi mengikat mengenai perdamaian, dan
keamanan); Dewan
Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) (dewan yang mendorong
kerjasama, dan pembangunan ekonomi, dan sosial internasional);[7] Sekretariat
(yang berfungsi menyediakan studi, informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan
PBB);[8] Mahkamah Internasional
(badan yudisial utama); dan Dewan Perwalian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (tidak aktif
semenjak tahun 1994).[9]
Lembaga-lembaga khusus yang berada di bawah Sistem PBB
meliputi Grup
Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program Pangan Dunia, Organisasi
Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB,
dan Dana Anak-anak PBB.
Petugas terpenting dalam hierarki PBB adalah Sekretaris Jenderal,
yang saat ini dijabat oleh Ban
Ki-moon dari Korea Selatan sejak tahun 2007 ,
menggantikan Kofi
Annan dari Ghana.[10].
Organisasi-organisasi non-pemerintah dapat memperoleh status konsultatif di
ECOSOC dan badan-badan lain untuk berpartisipasi di PBB.
PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian
pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan badannya juga telah memperoleh
hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai efektivitas PBB.
Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam menjaga
perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain
merasa organisasi ini tidak efektif, korup, atau bias.
Sejarah
Liga Bangsa-Bangsa
dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939-1945).
Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh
seluruh umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa
yang gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional, dan
meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan
kemanusiaan internasional.
Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini
dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt
dipercaya sebagai seorang yang pertama menciptakan istilah "United
Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk
menggambarkan negara-negara Sekutu.
Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26
pemerintah menandatangani Piagam
Atlantik, dimana masing-masing negara berjanji untuk
melanjutkan usaha perang.
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang
Organisasi Internasional dimulai di San Francisco, dihadiri oleh 50
pemerintah, dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam
penyusunan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas
ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik
Tiongkok, Uni
Soviet, Inggris
dan Amerika
Serikat-dan mayoritas dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum
pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di Westminster
Central Hall di London pada Januari 1946.[11]
Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan
milik Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York, mulai dari 1946
hingga 1952. Sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah selesai
dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik
tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat, saingan awal PBB adalah John Birch Society,
yang memulai kampanye "get US out of the UN" pada tahun 1959, dan
menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government"
atau Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite
Kemerdekaan Perancis terlambat diakui oleh AS sebagai pemerintah resmi
Perancis, sehingga Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam konferensi yang
membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan menyebutnya le
machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin
bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih
percaya pada perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.[12]
Dasar hukum pendirian
Tak lama setelah berdirinya PBB mencari pengakuan
sebagai badan hukum internasional supaya bisa menerima "Ganti Rugi Kepada
PBB Atas Cidera yang Dideritanya"[13]
dengan disertai pendapat dari Mahkamah Internasional (ICJ). Pertanyaan yang
muncul adalah "Apakah PBB, sebagai organisasi, memiliki hak untuk meminta
klaim internasional terhadap pemerintahan tertentu terkait cedera yang diderita
oleh PBB, yang diduga telah disebabkan oleh negara/pemerintahan tersebut."
Pengadilan menyatakan: Organisasi ini (PBB) berniat
melaksanakan hak, dan kewajiban, dan pada kenyataannya memang mampu
melaksanakan kewajiban, dan menerima hak tertentu yang hanya mungkin dapat
dijelaskan jika memiliki kapasitas kepribadian internasional yang besar, dan
mampu untuk beroperasi dalam ranah internasional. ... Dengan demikian,
Pengadilan telah sampai pada kesimpulan bahwa Organisasi ini (PBB) adalah Badan
Hukum Internasional.
Organisasi
Sistem PBB berdasarkan lima organ utama (sebelumnya
enam—Dewan Perwalian dihentikan operasinya pada tahun 1994, setelah kemerdekaan
Palau,
satu-satunya wilayah perwalian PBB yang tersisa)[14];
Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi, dan Dewan Sosial (ECOSOC),
Sekretariat, dan Mahkamah Internasional. Lima dari enam organ utama
Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Markas Besar
Perserikatan Bangsa-Bangsa berkedudukan di
wilayah internasional di kota New York. Mahkamah
Internasional berkedudukan di Den
Haag, sementara lembaga-lembaga besar lainnya berbasis di
kantor PBB di Jenewa, Wina, dan Nairobi. Lembaga PBB lainnya tersebar di
seluruh dunia.
Enam bahasa resmi PBB, yang digunakan dalam pertemuan
antar pemerintah, dan pembuatan dokumen-dokumen, adalah Arab, Tionghoa, Inggris, Perancis, Rusia,
dan Spanyol.
Sekretariat, dan Dewan Keamanan menggunakan dua bahasa kerja, bahasa Inggris, dan
Perancis, sedangkan Majelis Umum
menggunakan tiga bahasa kerja, bahasa Inggris, Perancis, dan Spanyol.[15]
Empat dari bahasa resmi adalah bahasa nasional dari anggota tetap Dewan
Keamanan (Britania Raya, dan Amerika Serikat masing-masing menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa resmi secara de facto), Spanyol, dan Arab adalah bahasa
dari dua blok terbesar bahasa resmi di luar dari anggota permanen (Spanyol
merupakan bahasa resmi di 20 negara, sedangkan Arab di 26). Lima dari bahasa
resmi dipilih ketika PBB didirikan; Arab ditambahkan kemudian pada tahun 1973.
Editorial PBB Manual menyatakan bahwa standar untuk dokumen-dokumen bahasa Inggris
adalah menggunakan Bahasa
Inggris dari Inggris (British-English) dalam Ejaan
Oxford, standar penulisan Bahasa Tionghoa menggunakan Hanzi
sederhana, sebelumnya menggunakan Hanzi
tradisional sampai pada tahun 1971 ketika representasi PBB untuk
"Tiongkok" berubah dari Republik Tiongkok ke
Republik Rakyat Tiongkok.
Majelis Umum

Majelis Umum adalah majelis permusyawaratan utama
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Terdiri dari semua negara anggota PBB, majelis
bertemu setiap tahun di bawah pimpinan yang dipilih dari negara-negara anggota.
Selama periode dua minggu awal setiap sesi, semua anggota memiliki kesempatan
untuk berpidato di hadapan majelis. Biasanya Sekretaris Jenderal melakukan
pidato pertama, diikuti oleh pimpinan dewan. Sidang pertama diadakan pada
tanggal 10 Januari 1946 di Westminster Central Hall di London, dan dihadiri
oleh wakil dari 51 negara.
Ketika Majelis Umum mengadakan pemilihan pada
masalah-masalah penting, minimal diperlukan dua pertiga suara dari seluruh
anggota yang hadir. Contoh masalah penting ini termasuk: rekomendasi tentang perdamaian,
dan keamanan; pemilihan anggota untuk badan PBB; pemasukan, suspensi, dan
pengusiran anggota; dan hal-hal anggaran. Sedang masalah-masalah lain yang
ditentukan cukup oleh suara mayoritas. Setiap negara anggota memiliki satu
suara. Selain hal-hal persetujuan anggaran, resolusi tidak mengikat pada
anggota. Majelis dapat membuat rekomendasi mengenai setiap masalah dalam
lingkup PBB, kecuali masalah perdamaian, dan keamanan yang berada di bawah
pertimbangan Dewan Keamanan.
Dapat dibayangkan, dengan struktur satu negara
memiliki satu suara maka dapat terjadi negara-negara yang mewakili dari hanya
delapan persen populasi mampu meloloskan resolusi dengan suara dua-pertiga
(lihat Daftar negara menurut
jumlah penduduk). Namun, karena resolusi ini
tidak lebih dari sekedar rekomendasi, sulit dibayangkan situasi dimana ketika
rekomendasi dari delapan persen populasi dunia akan diikuti oleh sembilan puluh
dua persen lainnhya, jika mereka semua menolak resolusi tersebut.
Dewan Keamanan

Ruangan Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan ditugaskan untuk menjaga perdamaian,
dan keamanan antar negara.[16]
Jika organ-organ lain dari PBB hanya bisa membuat 'rekomendasi' untuk
pemerintah negara anggota, Dewan Keamanan memiliki kekuatan untuk membuat
keputusan yang mengikat bahwa pemerintah negara anggota telah sepakat untuk
melaksanakan, menurut ketentuan Piagam Pasal 25.[17]
Keputusan Dewan dikenal sebagai Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dewan Keamanan terdiri dari 15 negara anggota, yang
terdiri dari 5 anggota tetap—Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika
Serikat—dan 10 anggota tidak tetap, saat ini, Bosnia dan Herzegovina, Brasil, Kolombia, Gabon, Jepang, Jerman, India, Lebanon, Nigeria, Portugal,
dan Afrika
Selatan.Lima anggota tetap memegang hak veto terhadap resolusi substantif tetapi tidak
prosedural, dan memungkinkan anggota tetap untuk memblokir adopsi tetapi tidak
berkuasa untuk memblokir perdebatan resolusi tidak dapat diterima untuk itu.
Sepuluh kursi sementara diadakan selama dua tahun masa jabatan dengan
negara-negara anggota dipilih oleh Majelis Umum secara regional. Presiden Dewan
Keamanan diputar secara abjad setiap bulan.
Sekretariat
Sekretariat PBB dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal PBB,
dibantu oleh suatu staf pegawai sipil internasional dari seluruh dunia. Tugas
utama seorang Sekretaris-Jenderal adalah menyediakan penelitian, informasi, dan
fasilitas yang diperlukan oleh badan-badan PBB untuk pertemuan mereka. Dia juga
membawa tugas seperti yang diperintahkan oleh Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum
PBB, Dewan Ekonomi, dan Sosial PBB, dan badan PBB lainnya. Piagam PBB
menjelaskan bahwa staf yang akan dipilih oleh penerapan "standar tertinggi
efisiensi, kompetensi, dan integritas," dengan memperhatikan pentingnya
merekrut luas secara geografis.
Piagam menetapkan bahwa staf tidak akan meminta atau
menerima instruksi dari otoritas lain selain PBB. Setiap negara anggota PBB
diperintahkan untuk menghormati karakter internasional dari Sekretariat, dan
tidak berusaha untuk memengaruhi para stafnya. Sekretaris Jenderal sendiri
bertanggung jawab untuk pemilihan staf.
Tugas Sekretaris-Jenderal termasuk membantu
menyelesaikan sengketa internasional, administrasi operasi penjaga perdamaian,
menyelenggarakan konperensi internasional, mengumpulkan informasi tentang
pelaksanaan keputusan Dewan Keamanan, dan konsultasi dengan pemerintah anggota
mengenai berbagai inisiatif. Sekretariat kunci kantor di daerah ini termasuk
Kantor Koordinator Urusan Kemanusiaan, dan Departemen Operasi Penjaga
Perdamaian. Sekretaris-Jenderal dapat membawa kepada perhatian Dewan Keamanan
setiap masalah yang, menurut nya, bisa mengancam perdamaian, dan keamanan
internasional.
Sekretaris Jenderal
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB,
yang bertindak sebagai juru bicara de facto dan pemimpin PBB. Sekretaris
Jenderal saat ini Ban
Ki-moon, yang mengambil alih dari Kofi
Annan pada tahun 2007, dan akan memenuhi syarat untuk
pengangkatan kembali ketika masa jabatan pertamanya berakhir pada tahun 2011.[19]
Dibayangkan oleh Franklin D. Roosevelt
sebagai "moderator dunia", posisi ini ditetapkan dalam Piagam PBB
sebagai "kepala pegawai administrasi" organisasi,[20]
tetapi Piagam juga menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal dapat membawa ke
perhatian Dewan Keamanan "setiap masalah yang menurut pendapatnya dapat
mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional"[21],
memberikan ruang lingkup yang lebih besar untuk posisi aksi di panggung dunia.
Posisi ini telah berkembang menjadi peran ganda dari administrator organisasi
PBB, dan seorang diplomat, dan mediator menangani yang sengketa antara negara-negara anggota
dan menemukan konsensus dalam menangani isu-isu global.
Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum,
setelah direkomendasikan oleh Dewan Keamanan, setiap anggota yang dapat memveto[22],
dan Majelis Umum secara teoritis dapat mengabaikan rekomendasi Dewan Keamanan
jika suara mayoritas tidak tercapai, meskipun smapai sekarang hal ini tidak
terjadi. Pada 1996, Dewan Keamanan mengadopsi seperangkat pedoman untuk proses
seleksi yang dicetuskan oleh Duta Permanen Indonesia untuk PBB pada waktu itu,
Nugroho Wisnumurti. Pedoman Wisnumurti (Wisnumurti Guidelines) telah
mempengaruhi proses seleksi, termasuk penggunaan surat suara berkode warna
untuk memilih kandidat.[23]
Tidak ada kriteria khusus untuk jabatan tersebut, tetapi selama bertahun-tahun,
telah diterima bahwa jabatan itu bisa dijabat untuk jangka satu atau dua dari
lima tahun, dan akan diangkat pada dasar rotasi geografis, dan bahwa
Sekretaris-Jenderal tidak berasal dari salah satu lima negara anggota tetap
Dewan Keamanan.[24]
Sekretaris-Jenderal PBB[25]
|
|||||
No.
|
Nama
|
Asal negara
|
Mulai menjabat
|
Selesai menjabat
|
Catatan
|
1
|
2
Februari 1946
|
10
November 1952
|
Mundur
|
||
2
|
10
April 1953
|
18
September 1961
|
Meninggal
sewaktu menjabat
|
||
3
|
30
November 1961
|
1
Januari 1972
|
Sekjen
pertama dari Asia
|
||
4
|
1
Januari 1972
|
1
Januari 1982
|
|||
5
|
1
Januari 1982
|
1
January 1992
|
Sekjen
pertama dari Amerika
|
||
6
|
1
Januari 1992
|
1
Januari 1997
|
Sekjen
pertama dari Afrika
|
||
7
|
1
Januari 1997
|
1
Januari 2007
|
|||
8
|
1
Januari 2007
|
Mahkamah
Internasional
Pengadilan Internasional (ICJ), yang terletak di Den
Haag, Belanda, adalah badan peradilan utama Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Didirikan pada tahun 1945 oleh Piagam PBB, Pengadilan mulai
bekerja pada tahun 1946 sebagai penerus ke Mahkamah Tetap Kehakiman
Internasional. Statuta Mahkamah Internasional, mirip dengan pendahulunya, adalah
dokumen utama yang merupakan konstitusional, dan mengatur Pengadilan.
Hal ini didasarkan di Istana Perdamaian di Den Haag,
Belanda, berbagi gedung dengan Akademi Hukum Internasional Den Haag, pusat
swasta untuk studi hukum internasional. Beberapa saat hakim Pengadilan adalah
baik alumni atau anggota fakultas mantan Academy. Tujuannya adalah untuk
mengadili sengketa antara negara. Pengadilan telah mendengar kasus-kasus yang
berkaitan dengan kejahatan perang, campur tangan negara ilegal, dan pembersihan
etnis, antara lain, dan terus untuk mendengar kasus-kasus.
Sebuah pengadilan yang terkait, Mahkamah Pidana Internasional
(ICC), mulai beroperasi pada tahun 2002 melalui diskusi internasional yang
diprakarsai oleh Majelis Umum. Ini adalah pengadilan internasional pertama
tetap dikenakan dengan mencoba mereka yang melakukan kejahatan yang paling
serius di bawah hukum internasional, termasuk kejahatan perang, dan genosida.
ICC secara fungsional independen dari PBB dalam hal personel, dan pendanaan,
tetapi beberapa pertemuan badan ICC yang mengatur, Majelis Negara Pihak pada
Statuta Roma, diadakan di PBB. Ada "hubungan perjanjian" antara ICC dan
PBB yang mengatur bagaimana kedua lembaga menganggap satu sama lain secara sah.
Dewan Ekonomi dan
Sosial
Dewan Ekonomi, dan Sosial (ECOSOC) membantu Majelis Umum
dalam mempromosikan kerjasama ekonomi, dan sosial internasional, dan
pembangunan. ECOSOC memiliki 54 anggota, yang semuanya dipilih oleh Majelis
Umum untuk masa jabatan tiga tahun. Presiden dipilih untuk jangka waktu satu
tahun, dan dipilah di antara kekuatan kecil atau menengah yang berada di
ECOSOC. ECOSOC bertemu sekali setahun pada bulan Juli untuk sesi empat minggu.
Sejak tahun 1998, ia telah mengadakan pertemuan lain setiap bulan April dengan
menteri keuangan yang menduduki komite kunci dari Bank
Dunia dan Dana Moneter Internasional
(IMF). Dilihat terpisah dari badan-badan khusus yang ia koordinasi, fungsi
ECOSOC mencakup pengumpulan informasi, menasihati negara anggota, dan membuat
rekomendasi. Selain itu, ECOSOC mempunyai posisi yang baik untuk memberikan
koherensi kebijakan, dan mengkoordinasikan fungsi tumpang tindih dari badan
anak PBB dan dalam peran-peran inilah ECOSOC yang paling aktif.
Lembaga khusus
Ada banyak organisasi, dan badan-badan PBB yang
berfungsi untuk bekerja pada isu-isu tertentu. Beberapa lembaga yang paling
terkenal adalah Badan Energi Atom
Internasional, Organisasi Pangan dan
Pertanian, UNESCO (Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa), Bank
Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia.
Hal ini melalui badan-badan PBB yang melakukan
sebagian besar pekerjaan kemanusiaan. Contohnya termasuk program vaksinasi
massal (melalui WHO),
menghindari kelaparan, dan gizi buruk (melalui karya WFP)
dan perlindungan masyarakat rentan, dan pengungsi (misalnya, oleh UNHCR).
Piagam PBB menyatakan bahwa setiap organ utama PBB
dapat membangun berbagai badan khusus untuk memenuhi tugasnya.
Lembaga khusus PBB
|
||||||
No.
|
Akronim
|
Bendera
|
Lembaga
|
Pusat
|
Kepala
|
Berdiri
|
1
|
FAO
|
1945
|
||||
2
|
IAEA
|
1957
|
||||
3
|
ICAO
|
1947
|
||||
4
|
IFAD
|
1977
|
||||
5
|
ILO
|
1946
(1919)
|
||||
6
|
IMO
|
1948
|
||||
7
|
IMF
|
1945
(1944)
|
||||
8
|
ITU
|
1947
(1865)
|
||||
9
|
UNESCO
|
1946
|
||||
10
|
UNIDO
|
1967
|
||||
11
|
UNWTO
|
1974
|
||||
12
|
UPU
|
1947
(1874)
|
||||
13
|
WB
|
1945
(1944)
|
||||
14
|
WFP
|
1963
|
||||
15
|
WHO
|
1948
|
||||
16
|
WIPO
|
1974
|
||||
17
|
WMO
|
1950
(1873)
|
Negara anggota
Dengan penambahan Sudan Selatan pada tanggal 14 Juli
2011, saat ini ada 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk
semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-masing, dan diakui
kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan (Tahta Suci, yang memegang
kedaulatan atas Vatikan, adalah pengamat permanen).[26]
Piagam PBB menguraikan aturan untuk keanggotaan:
- Keanggotaan di PBB terbuka untuk semua negara cinta damai lainnya yang menerima kewajiban yang termuat dalam Piagam ini dan, menurut penilaian Organisasi, mampu, dan mau melaksanakan kewajiban-kewajiban ini.
- Penerimaan dari negara tersebut kepada keanggotaan di PBB akan dipengaruhi oleh keputusan Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan.[27]
Kelompok 77
Kelompok 77 di PBB merupakan koalisi longgar dari negara-negara
berkembang, yang dirancang untuk mempromosikan kepentingan
kolektif ekonomi anggotanya, dan menciptakan kemampuan bernegosiasi bersama di
PBB yang disempurnakan. Ada 77 anggota pendiri organisasi, namun organisasi
akhirnya diperluas menjadi 130 negara anggota. Kelompok ini didirikan pada
tanggal 15 Juni 1964 oleh "Deklarasi Bersama Tujuh puluh Tujuh
Negara" yang dikeluarkan pada Konferensi
PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan
(UNCTAD). Pertemuan pertama dilaksanakan di Aljir pada tahun 1967,
dimana Piagam Aljir diadopsi, dan dasar untuk struktur kelembagaan
permanen dimulai.
Tujuan Lain
Pemeliharaan
perdamaian dan keamanan
Misi penjaga
perdamaian PBB sampai dengan tahun 2009. Biru tua menandakan misi
yang sedang berlangsung, sedangkan biru muda menandakan misi yang lalu.
PBB, setelah disetujui oleh Dewan
Keamanan, mengirim pasukan penjaga perdamaian ke
daerah dimana konflik bersenjata baru-baru ini berhenti atau berhenti sejenak
untuk menegakkan persyaratan perjanjian perdamaian, dan untuk mencegah pejuang
dari kedua belah pihak melanjutkan permusuhan. Karena PBB tidak memelihara
militer sendiri, pasukan perdamaian secara sukarela disediakan oleh
negara-negara anggota PBB. Pasukan, juga disebut "Helm Biru", yang
menegakkan kesepakatan PBB, diberikan Medali PBB, yang dianggap dekorasi
internasional bukan dekorasi militer. Pasukan penjaga perdamaian secara
keseluruhan menerima Hadiah Nobel Perdamaian
pada tahun 1988.[28]
Para pendiri PBB telah mempertimbangkan bahwa
organisasi itu akan bertindak untuk mencegah konflik antara negara, dan membuat
perang pada masa depan tidak mungkin, namun pecahnya Perang
Dingin membuat perjanjian perdamaian sangat sulit karena
pembagian dunia ke dalam kamp-kamp yang bermusuhan. Menyusul akhir Perang
Dingin, ada seruan baru bagi PBB untuk menjadi agen untuk mencapai perdamaian
dunia, karena ada beberapa lusin konflik berkelanjutan yang terus berlangsung
di seluruh dunia.
Sebuah studi tahun 2005 oleh RAND Corp menyatakan PBB
sukses di dua dari tiga upaya perdamaian. Ini dibandingkan dengan upaya
pembangunan bangsa orang-orang dari Amerika Serikat, dan menemukan bahwa tujuh
dari delapan kasus PBB damai, dibandingkan dengan empat dari delapan kasus AS
damai.[29]
Juga pada tahun 2005, Laporan Keamanan Manusia mendokumentasikan penurunan
jumlah perang, genosida, dan pelanggaran HAM sejak akhir Perang Dingin, dan
bukti, meskipun tidak langsung, bahwa aktivisme internasional-kebanyakan
dipelopori oleh PBB-telah menjadi penyebab utama penurunan konflik bersenjata
sejak akhir Perang Dingin.[30]
Situasi di mana PBB tidak hanya bertindak untuk menjaga perdamaian, tetapi juga
kadang-kadang campur tangan termasuk Perang Korea (1950-1953), dan
otorisasi intervensi di Irak setelah Perang Teluk Persia di
1990.
PBB juga dikkritik untuk hal-hal yang dirasakan
sebagai kegagalan. Dalam banyak kasus, negara-negara anggota
telah menunjukkan keengganan untuk mencapai atau melaksanakan resolusi Dewan
Keamanan, sebuah masalah yang berasal dari sifat PBB sebagai organisasi antar
pemerintah—dilihat oleh beberapa orang sebagai hanya sebuah asosiasi dari 192
negara anggota yang harus mencapai konsensus, bukan sebuah organisasi
independen. Perselisihan dalam Dewan Keamanan tentang aksi militer, dan
intervensi dipandang sebagai kegagalan untuk mencegah Genosida
Rwanda 1994, gagal untuk menyediakan bantuan kemanusiaan,
dan campur tangan dalam Perang Kongo Kedua,
gagal untuk campur tangan dalam pembantaian Srebrenica tahun 1995, dan
melindungi pengungsi surga dengan mengesahkan pasukan penjaga perdamaian ke
menggunakan kekuatan, kegagalan untuk memberikan makanan untuk orang kelaparan
di Somalia,
kegagalan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan resolusi Dewan Keamanan yang
berhubungan dengan konflik Israel-Palestina, dan terus gagal untuk mencegah
genosida atau memberikan bantuan di Darfur.
pasukan penjaga perdamaian PBB juga telah dituduh melakukan pemerkosaan anak,
pelecehan seksual atau menggunakan pelacur selama misi penjaga perdamaian,
dimulai pada tahun 2003, di Kongo[31], Haiti[32], Liberia, Sudan[33], Burundi
dan Pantai
Gading.[34]
Pada tahun 2004, mantan Duta Besar Israel untuk PBB Dore Gold mengkritik apa
yang disebutnya relativisme moral milik organisasi dalam menghadapi (dan
sesekali mendukung) genosida
dan terorisme
yang terjadi di antara kejelasan moral antara periode pendirian, dan hari ini.
Gold juga khusus menyebutkan undangan Yasser Arafat tahun 1988 untuk
berbicara dengan Majelis Umum sebagai titik yang rendah dalam sejarah PBB.
Selain perdamaian, PBB juga aktif dalam mendorong
perlucutan senjata. Peraturan persenjataan juga dimasukkan dalam penulisan
Piagam PBB tahun 1945, dan dilihat sebagai cara untuk membatasi penggunaan
sumber daya manusia, dan ekonomi untuk menciptakan mereka.[35]
Namun, munculnya senjata nuklir yang datang hanya beberapa minggu setelah
penandatanganan piagam segera menghentikan konsep keterbatasan senjata, dan
perlucutan senjata, menghasilkan resolusi pertama dari pertemuan pertama
Majelis Umum yang meminta proposal khusus untuk "penghapusan senjata atom
dari persenjataan nasional dan semua senjata besar lainnya yang bisa digunakan
sebagai pemusnah massal."[36]
Forum-forum utama untuk masalah perlucutan senjata adalah Komite Pertama
Majelis Umum, Komisi Perlucutan Senjata PBB, dan Konferensi Perlucutan Senjata,
dan pertimbangan telah dilakukan tentang manfaat larangan pengujian
senjata nuklir, pengawasan senjata luar angkasa, pelarangan senjata
kimia dan ranjau darat, perlucutan senjata nuklir, dan
senjata konvensional, zona bebas-senjata-nuklir, pengurangan anggaran militer,
dan langkah-langkah untuk memperkuat keamanan internasional.
PBB adalah salah satu pendukung resmi Forum Keamanan
Dunia (World Security Forum), sebuah konferensi internasional besar
tentang efek dari bencana global, dan bencana, yang terjadi di Uni
Emirat Arab, pada bulan Oktober 2008.
Pada 5 November 2010 Ivor Ichikowitz, pendiri, dan
ketua eksekutif Paramount Group, mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Ban
Ki-moon untuk dukungan, pelatihan, dan peralatan yang lebih
banyak untuk pasukan penjaga perdamaian
Afrika. Ichikowitz mengatakan bahwa pasukan Uni Afrika harus mendapat
dukungan yang sama dengan pasukan PBB.[37]
Hak asasi manusia dan
bantuan kemanusiaan
Penegakan hak asasi manusia
merupakan alasan utama untuk didirikannya PBB. Kekejaman, dan genosida
pada Perang
Dunia II menyebabkan munculnya konsensus bahwa organisasi baru
ini harus bekerja untuk mencegah tragedi serupa pada masa mendatang. Tujuan
awal adalah menciptakan kerangka hukum untuk mempertimbangkan, dan bertindak
atas keluhan tentang pelanggaran hak asasi manusia. Piagam PBB mewajibkan semua
negara anggota untuk mempromosikan "penghargaan universal bagi, dan
kepatuhan terhadap, hak asasi manusia" dan mengambil "tindakan
bersama dan terpisah" untuk itu. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,
meskipun tidak mengikat secara hukum, diadopsi oleh Majelis Umum pada tahun
1948 sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua. Majelis secara teratur
mengambil isu-isu hak asasi manusia.
PBB dan lembaga-lembaganya adalah badan penting dalam
menegakkan, dan melaksanakan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Pernyataan Umum
tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Salah satu contoh
adalah dukungan oleh PBB untuk negara-negara dalam transisi menuju demokrasi.
Bantuan teknis dalam memberikan pemilu yang bebas, dan adil, meningkatkan
struktur peradilan, penyusunan konstitusi, pelatihan pejabat hak asasi manusia,
dan mengubah gerakan bersenjata menjadi partai politik
telah memberikan kontribusi signifikan terhadap demokratisasi di seluruh dunia.
PBB telah membantu pemilihan berjalan di negara-negara dengan sedikit atau
tanpa sejarah demokrasi, termasuk baru-baru ini di Afghanistan
dan Timor
Timur. PBB juga merupakan forum untuk mendukung hak perempuan
untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
negara mereka. PBB memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesadaran konsep
hak asasi manusia melalui perjanjian, dan perhatiannya terhadap pelanggaran
yang spesifik melalui Majelis Umum, resolusi Dewan Keamanan resolusi, atau Mahkamah Internasional.
Dewan
Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang didirikan pada tahun 2006[38]
bertujuan untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia. Dewan adalah penerus
Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang sering dikritik karena memberikan jabatan
tinggi kepada negara-negara anggota yang tidak menjamin hak-hak asasi warga
negara mereka sendiri.[39]
Dewan ini memiliki 47 anggota didistribusikan secara wilayah, dengan
masing-masing masa jabatan tiga tahun, dan tidak mungkin menjabat selama tiga
kali berturut-turut.[40]
Sebuah kandidat untuk Dewan Hak Asasi Manusia harus disetujui oleh mayoritas
Majelis Umum. Selain itu, dewan memiliki aturan ketat untuk keanggotaan,
termasuk peninjauan hak asasi manusia universal. Sementara beberapa anggota
dengan catatan hak asasi manusia yang dipertanyakan telah dipilih, hal ini
lebih sedikit dari sebelumnya dengan fokus peningkatan pada catatan hak asasi
manusia masing-masing negara anggota.[41]
Hak beberapa 370 juta masyarakat adat di seluruh dunia
juga merupakan suatu fokus untuk PBB, dengan Deklarasi tentang Hak-Hak
Masyarakat Adat yang disetujui oleh Majelis Umum pada tahun 2007.[42]
Deklarasi ini menguraikan hak-hak individu, dan kolektif untuk budaya, bahasa,
pendidikan, identitas, pekerjaan, dan kesehatan, menyikapi isu-isu
pasca-kolonial yang dihadapi masyarakat adat selama berabad-abad. Deklarasi
tersebut bertujuan untuk mempertahankan, memperkuat, dan mendorong pertumbuhan
adat, budaya institusi, dan tradisi. Deklarasi ini juga melarang diskriminasi
terhadap masyarakat adat, dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam hal-hal
yang menyangkut masa lalu, masa sekarang, dan masa depan mereka.
Dalam hubungannya dengan organisasi lain seperti Palang
Merah, PBB menyediakan makanan, air minum, tempat tinggal,
dan pelayanan kemanusiaan lainnya untuk orang-orang yang menderita kelaparan,
pengungsi akibat perang, atau yang terkena bencana lainnya.[43]
Cabang kemanusiaan utama dari PBB adalah Program Pangan Dunia (yang membantu
pakan lebih dari 90 juta orang[44] di
73 negara[45]),
kantor Komisaris Tinggi untuk Pengungsi dengan proyek-proyek di lebih dari 116
negara, serta proyek-proyek penjaga perdamaian di lebih dari 24 negara.[46]
Sosial dan
pembangunan ekonomi
|
PBB terlibat dalam mendukung pembangunan, misalnya oleh
perumusan Pembangunan Milenium. Badan
Program Pembangunan (UNDP) adalah sumber multilateral
terbesar untuk bantuan hibah teknis di dunia. Organisasi seperti Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), UNAIDS, dan Dana Global untuk Memerangi AIDS,
Tuberkulosis, dan Malaria merupakan lembaga pemimpin dalam pertempuran melawan
penyakit di seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin. Dana Kependudukan
PBB merupakan penyedia utama layanan reproduksi. 32 agen PBB yang bertujuan
untuk memajukan pembangunan mengkoordinasi usaha-usaha mereka lewat Kelompok Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNDG.[47]
PBB juga mempromosikan pengembangan manusia melalui
berbagai instansi terkait, terutama oleh UNDP. Kelompok Bank
Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), misalnya,
bersifat independen, dan merupakan badan khusus, dan pengamat dalam kerangka
PBB, menurut suatu perjanjian pada tahun 1947. Mereka awalnya dibentuk terpisah
dari PBB melalui Perjanjian Bretton Woods tahun 1944.
PBB setiap tahun menerbitkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), beberapa negara mengukur perbandingan peringkat oleh kemiskinan,
melek huruf, pendidikan, harapan hidup, dan faktor lainnya.
Sasaran Pembangunan Milenium
adalah delapan tujuan yang telah disepakati seluruh negara anggota PBB untuk
mencoba mencapai pada tahun 2015. Dideklarasikan pada Deklarasi Milenium PBB
yang ditandatangani pada bulan September 2000.
Mandat
Dari waktu ke waktu, tubuh yang berbeda dari PBB mengeluarkan
resolusi yang mengandung paragraf operasi yang dimulai dengan
"permintaan" kata-kata, "menyerukan", atau
"mendorong", yang Sekretaris Jenderal menafsirkan sebagai mandat
untuk membentuk organisasi sementara atau melakukan sesuatu. Mandat ini bisa
sesedikit meneliti, dan menerbitkan laporan tertulis, atau mounting operasi
pemeliharaan perdamaian besar-besaran (biasanya domain eksklusif Dewan
Keamanan).
Meskipun lembaga-lembaga khusus, seperti WHO, yang
awalnya dibentuk oleh cara ini, mereka tidak sama dengan mandat karena mereka
adalah organisasi permanen yang ada secara independen dari PBB dengan struktur
keanggotaan mereka sendiri. Orang bisa mengatakan bahwa mandat asli hanya untuk
menutupi proses pembentukan lembaga tersebut, dan oleh karenanya lama
kadaluarsa. Sebagian besar mandat berakhir setelah jangka waktu yang terbatas,
dan membutuhkan perpanjangan dari tubuh, yang mengaturnya.
Salah satu hasil dari KTT Dunia 2005 adalah mandat
(berlabel id 17171) untuk Sekretaris-Jenderal untuk "meninjau semua mandat
yang lebih tua dari lima tahun yang berasal dari resolusi Majelis Umum dan
organ tubuh lainnya". Untuk memfasilitasi review ini, dan akhirnya membawa
koherensi kepada organisasi, Sekretariat telah menghasilkan sebuah registri
on-line mandat untuk menggambar bersama laporan yang berkaitan dengan
masing-masing, dan menciptakan gambaran keseluruhan.
Lainnya
Selama masa hidup PBB, lebih dari 80 koloni telah
mencapai kemerdekaan. Majelis Umum mengadopsi Deklarasi tentang Pemberian
Kemerdekaan kepada Negara, dan Masyarakat Kolonial pada tahun 1960 tanpa suara
yang menantang tetapi semua kekuatan kolonial utama memilih abstain. Melalui
Komite PBB tentang Dekolonisasi, yang didirikan pada tahun 1962, PBB telah
memfokuskan perhatian pada dekolonisasi. Hal ini juga didukung negara-negara
baru yang berdiri sebagai akibat dari inisiatif penentuan nasib sendiri. Komite
telah mengawasi dekolonisasi setiap negara lebih besar dari 20.000 km ²
dan menghapus mereka dari daftar PBB Wilayah Yang Tidak Memerintah Sendiri,
selain Sahara
Barat, sebuah negara lebih besar dari Inggris yang baru
dilepaskan oleh Spanyol pada tahun 1975.
PBB menyatakan, dan mengkoordinasi hari
peringatan internasional, periode waktu untuk
mengamati beberapa isu atau masalah kepentingan internasional. Menggunakan
simbolisme PBB, sebuah logo yang dirancang khusus untuk tahun ini, dan
infrastruktur Sistem PBB, berbagai hari, dan tahun-tahun telah menjadi
katalisator untuk mendorong isu-isu kunci yang menjadi perhatian dalam skala
global. Sebagai contoh, Hari Tuberkulosis Sedunia, Hari
Bumi dan Tahun Internasional
Gurun dan Desertifikasi.
Pendanaan
10 besar donatur di
PBB, 2011[48]
|
|
Negara anggota
|
|
22,000%
|
|
12,530%
|
|
8,018%
|
|
6,604
|
|
6,123%
|
|
4,999%
|
|
3,207%
|
|
2,968%
|
|
3,189%
|
|
2,356%
|
|
Negara anggota lainnya
|
27,797%
|
PBB dibiayai dari sumbangan yang dinilai, dan bersifat
sukarela dari negara-negara anggotanya. Majelis Umum menyetujui anggaran rutin,
dan menentukan sumbangan untuk setiap anggota. Hal ini secara luas berdasarkan
kapasitas relatif kemampuan membayar dari masing-masing negara, yang diukur
dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) mereka, dengan penyesuaian untuk utang
luar negeri, dan rendahnya pendapatan per kapita.[49]
Majelis telah membentuk prinsip bahwa PBB tidak boleh
terlalu bergantung pada salah satu anggota untuk membiayai operasinya. Dengan
demikian, ada sebuah tingkat "langit-langit", pengaturan jumlah
maksimum sumbangan setiap anggota yang dinilai untuk anggaran rutin. Pada bulan
Desember 2000, Majelis merevisi skala penilaian untuk mencerminkan keadaan
global saat ini. Sebagai bagian dari revisi itu, plafon anggaran rutin
berkurang dari 25% menjadi 22%. AS adalah satu-satunya anggota yang telah
memenuhi langit-langit. Selain tingkat langit-langit, jumlah minimum yang
dinilai untuk setiap negara anggota (atau tingkat 'lantai') ditetapkan sebesar
0,001% dari anggaran PBB. Selain itu, untuk negara-negara kurang berkembang
(LDC), tingkat langit-langit 0,01% diterapkan.[50]
Anggaran operasional saat ini diperkirakan sebesar $
4.190.000.000 untuk periode dua tahunan dari tahun 2008 sampai 2009, atau
sedikit lebih dari 2 miliar dolar per tahun (lihat tabel untuk kontributor
utama).[50]
Sebagian besar dari pengeluaran PBB adalah untuk misi
inti PBB, yaitu perdamaian, dan keamanan. Anggaran pemeliharaan perdamaian
untuk tahun fiskal 2010-2011 adalah sekitar $ 7 miliar, dengan sekitar 90.000
tentara dikerahkan di 14 misi di seluruh dunia.[51]
Operasi perdamaian PBB didanai oleh penilaian, menggunakan formula yang berasal
dari dana biasa, tetapi termasuk biaya tambahan tertimbang untuk lima anggota
tetap Dewan Keamanan, yang harus menyetujui semua operasi penjaga perdamaian.
Biaya tambahan ini berfungsi untuk mengimbangi tarif penjaga perdamaian yang
dikurangi dari negara-negara kurang berkembang. Per 1 Januari 2008, 10 besar
penyedia kontribusi keuangan yang dinilai pada operasi penjaga perdamaian PBB
adalah: Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Tiongkok,
Kanada, Spanyol, dan Republik Korea
Program PBB khusus yang tidak termasuk dalam anggaran
rutin (seperti UNICEF, WFP dan UNDP) didanai oleh sumbangan sukarela dari
pemerintah negara anggota lainnya. Sebagian besar sumbangan ini adalah kontribusi
keuangan, tetapi beberapa adalah dalam bentuk komoditas pertanian yang
disumbangkan untuk membantu populasi yang membutuhkan. Karena anggaran mereka
bersifat sukarela, banyak dari lembaga-lembaga ini menderita kekurangan dana
selama resesi ekonomi. Pada bulan Juli 2009, Program Pangan Dunia melaporkan
bahwa ia telah dipaksa untuk memotong jasa karena dana tidak mencukupi.[52]
PPD telah menerima hampir seperempat dari total yang dibutuhkan untuk tahun
keuangan 09/10.
Kebijakan Personil
PBB dan lembaga-lembaganya kebal terhadap hukum negara
tempat mereka beroperasi, untuk menjaga ketidakberpihakan PBB sehubungan dengan
negara tuan rumah, dan anggota.[53]
Meskipun mereka relatif independen dalam hal kebijakan
sumber daya manusia, PBB dan lembaga-lembaganya secara sukarela menerapkan
hukum-hukum negara-negara anggota mengenai pernikahan sesama jenis, sehingga
keputusan tentang status karyawan dalam sebuah kemitraan yang sama-seks
didasarkan pada kebangsaan karyawan-karyawan tersebut. PBB dan agensi-agensinya
mengakui pernikahan sesama jenis hanya jika karyawan itu adalah warga negara
dari negara-negara yang mengakui perkawinan sesama jenis. Praktek ini tidak
secara khusus membahas pengakuan perkawinan sesama jenis tetapi mencerminkan
praktik umum PBB untuk sejumlah masalah sumber daya manusia. Perlu dicatat juga
bahwa beberapa lembaga memberikan manfaat terbatas pada mitra domestik staf
mereka, dan beberapa lembaga tidak mengakui perkawinan sesama jenis atau
kemitraan domestik staf mereka.
Reformasi
Sejak didirikan, ada banyak seruan untuk mereformasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa, meskipun hampir tidak ada yang setuju bagaimana
untuk melakukannya. Beberapa ingin PBB untuk memainkan peran yang lebih besar
atau lebih efektif dalam urusan dunia, sementara yang lain ingin perannya
dikurangi untuk pekerjaan kemanusiaan.[54]
Ada juga sejumlah usulan sudah penambahan keanggotaan Dewan Keamanan PBB, cara
yang lain untuk pemilihan Sekretaris Jenderal PBB
dan untuk pembentukan Majelis Parlementer PBB.
PBB juga telah dituduh atas pembuangan sumber daya,
dan birokrasi yang tidak efisien. Selama tahun 1990-an, Amerika Serikat menunda
pembayaran iuran dengan alasan inefisiensi, dan hanya mulai pembayaran dengan
kondisi bahwa akan diadakan suatu inisiatif reformasi. Pada tahun 1994, Kantor
Pengawasan Internal Jasa (OIOS) didirikan oleh Majelis Umum sebagai pengawas
efisiensi.[55]
Sebuah program reformasi resmi dimulai oleh Kofi
Annan pada tahun 1997. Reformasi tersebut termasuk mengubah
keanggotaan tetap Dewan Keamanan (yang saat ini mencerminkan hubungan kekuasaan
pada 1945), membuat birokrasi lebih transparan, akuntabel, dan efisien, membuat
PBB lebih demokratis, dan mulai merencanakan Pakta Perdagangan Senjata.[56]
Pada bulan September 2005, PBB mengadakan KTT Dunia
yang dihadiri oleh sebagian besar kepala negara anggota, menyebut pertemuan iu
sebagai "kesempatan sekali dalam segenerasi untuk mengambil keputusan berani
dalam bidang pembangunan, keamanan, hak asasi manusia dan reformasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa."[57]
Kofi Annan telah mengusulkan bahwa peserta pertemuan
menyetujui " perundingan besar-besaran (grand bargain)" global
untuk reformasi PBB, memperbaharui fokus organisasi tentang perdamaian,
keamanan, hak asasi manusia, dan pembangunan, dan untuk membuatnya lebih siap
dalam menghadapi masalah-masalah pada abad ke-21. Dokumen Hasil KTT Dunia
menggambarkan kesimpulan dari pertemuan tersebut, termasuk: pembuatan sebuah
Komisi Pembangunan Perdamaian, untuk membantu negara-negara berkembang dari
konflik; sebuah Dewan Hak Asasi Manusia, dan dana demokrasi; sebuah penghukuman
yang jelas, dan tidak ambigu tentang terorisme "dalam segala bentuk dan
manifestasi"; perjanjian untuk mencurahkan lebih banyak sumber daya ke
Kantor Layanan Pengawasan Internal; perjanjian untuk
menghabiskan miliaran lebih dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium;
pembubaran Dewan Perwalian,
karena misinya sudah terselesaikan; dan, perjanjian bahwa masing-masing negara,
dengan bantuan dari masyarakat internasional, memiliki "tanggung jawab
untuk melindungi" populasi dari genosida, kejahatan
perang, pembersihan etnis, dan kejahatan terhadap
kemanusiaan-dengan pemahaman bahwa masyarakat internasional siap untuk
bertindak "kolektif" dan "dengan tepat waktu dan tegas"
untuk melindungi warga sipil yang rentan jika suatu negara "secara nyata
gagal" dalam memenuhi tanggung jawabnya.[58]
Kantor Layanan Pengawasan Internal sedang
direstrukturisasi untuk memperjelas ruang lingkup, dan mandatnya, dan akan
menerima lebih banyak sumber daya. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan
pengawasan, dan audit dari Majelis Umum, Audit Independen Komite Penasehat
(IAAC) sedang dibuat. Pada bulan Juni 2007, Komite Kelima menciptakan sebuah
rancangan resolusi untuk kerangka acuan komite ini.[59][60]
Sebuah kantor etika didirikan pada tahun 2006, dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan pengungkapan keuangan baru, dan kebijakan
perlindungan whistleblower. Bekerja sama dengan OIOS, kantor etika juga
merencanakan untuk menerapkan kebijakan untuk menghindari penipuan, dan
korupsi.[61]
Sekretariat sedang dalam proses meninjau semua mandat PBB yang berusia lebih
dari lima tahun. Peninjauan ini ditujukan untuk menentukan program mana yang
merupakan duplikat atau tidak perlu yang harus dihilangkan. Tidak semua negara
anggota menyetujui mandat mana di antara lebih dari 7000 mandat yang harus
ditinjau ulang.
Sengketa ini berpusat pada apakah mandat yang telah
diperbaharui harus diperiksa[62]
Memang, hambatan yang diidentifikasi - pada khususnya, kurangnya informasi
tentang implikasi sumber daya mandat masing-masing - merupakan pembenaran yang
cukup untuk Majelis Umum untuk menghentikan peninjauan mandat pada bulan
September 2008.
Sementara itu, Majelis Umum meluncurkan sejumlah
inisiatif baru yang secara longgar terkait dengan reformasi pada bulan April
2007, meliputi tata kelola lingkungan internasional, 'Ditayangkan sebagai Satu'
pada tingkat negara untuk meningkatkan konsolidasi kegiatan program PBB dan
organisasi gender yang bersatu. Sedangkan pencapaian 2 isu pertama itu kecil,
Majelis Umum pada September 2010 menyetujui pembentukan "UN Women"
atau Wanita PBB/PBB Wanita sebagai organisasi PBB yang baru untuk kesetaraan
gender, dan pemberdayaan perempuan. ‘UN Women didirikan dengan mempersatukan sumber
daya dan mandat dari empat kesatuan kecil untuk dampak yang lebih besar. Kepala
pertama Wanita PBB adalah Michelle
Bachelet, mantan Presiden Chile.[63]
Efektivitas
Beberapa telah mempertanyakan apakah PBB masih relevan
pada abad ke-21.[64]
Sementara mandat pertama dan kedua Piagam PBB membutuhkan PBB:. "Untuk
memelihara perdamaian dan keamanan internasional .... (Dan jika perlu untuk
menegakkan perdamaian dengan) mengambil tindakan pencegahan atau penegakan
hukum. "[65],
karena struktur restriktif administrasi, anggota tetap Dewan Keamanan sendiri
kadang-kadang mencegah PBB dari sepenuhnya melaksanakan dua mandat pertama.[66]
Tanpa persetujuan bulat, dukungan (atau minimal abstain) dari semua 5 dari
anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Piagam PBB hanya memungkinkan untuk
"mengamati", laporan, dan membuat rekomendasi mengenai konflik
internasional. Kebulatan tersebut di Dewan Keamanan tentang otorisasi aksi
penegakan hukum PBB bersenjata tidak selalu tercapai pada waktunya untuk mencegah
pecahnya perang internasional. Bahkan dengan semua hambatan, dan keterbatasan
pada kemampuan PBB untuk menanggapi situasi konflik, berbagai studi masih telah
menemukan PBB telah memiliki banyak keberhasilan penting dalam 65 tahun
keberadaannya.
Pada tahun 1962 Sekjen
PBB U
Thant memberikan bantuan yang berharga, dan mengambil
banyak waktu, tenaga, dan inisiatif sebagai negosiator utama antara Nikita
Khrushchev dan John F. Kennedy
selama Krisis
Rudal Kuba, sehingga memberikan hubungan penting dalam pencegahan
suatu perang nuklir pada waktu itu.[67]
Sebuah penilitan tahun 2005 oleh RAND Corporation menemukan PBB berhasil dalam
dua dari tiga upaya perdamaian. Studi ini juga membandingkan upaya PBB untuk
pembangunan bangsa dengan orang-orang dari Amerika Serikat, dan menemukan bahwa
tujuh dari delapan kasus PBB damai, bertentangan dengan empat dari delapan
kasus AS damai [68]
Juga pada tahun 2005, Human Security Report mendokumentasikan penurunan jumlah
perang, genosida, dan pelanggaran HAM sejak akhir Perang
Dingin, dan bukti, meskipun tidak langsung, bahwa aktivisme
internasional - kebanyakan dipelopori oleh PBB - telah menjadi penyebab utama
penurunan konflik bersenjata sejak akhir Perang Dingin
Comments
Post a Comment